20 December, 2008

GURU STOP MELACUR !

Pada saat saya pulang ke Sukabumi kamis, 19 Desesmber 2008 , saya beli koran harian Bandung Pos, saya buka satu halaman ke halaman lainnya pada Kolom SOROT, saya tertegun ada sebuah tulisan GURU STOP MELACUR! sebuah tulisan yang dibuat oleh Joko Susetyo salah seorang guru SMA Muhamadiyah 1 Cimahi, saya tertarik dengan tulisan tersebut, saya bertanya pada diri Apa selama ini guru "MELACUR"?? saya baca tulisan beliau dengan teliti dan penuh pengahayatan inilah tulisannya:

"Istilah melacur lazimnya digunakan untuk kegiatan yang dilakukan oleh para wanita penjaja seks komesial atau wanita tunasusila. Guru melacur mungkinkah?

Komitmen guru terhadap profesinya adalah menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat memberikan suri tauladan, cerdas,pintar,jujur atau predikat-predikat yang baik lainnya. Tugasnya yang amat mulia ini sangatlah pantas bila kita mendapat perhatian serius pemerintah dengan akan diberi imbalan yang lebih baik.


Sertifikasi guru baik melalui fortofolio yang "agak membingungkan" maupun melalui pendidikan latihan profesi guru "yang meletihkan jiwa raga" merupakan upaya serius pemerintah menggurukan guru agar mereka well educated, well trained, and well paid.

Guru profesional adalah guru yang bukan saja mampu menunjukkan keahlian yang diakui oleh masyarakat banyak, tapi lebih penting lagi dia harus mampu menunjukkan keahlian prefesionalitas yang hakiki, yaitu bertanggungjawab atas ilmu dan keahliannya kepada Yang Maha Tahu, Allah Swt, yang akan menghitung tuntas tak ada yang tersembunyi pada saat kelak atas perjalanan profesi yang telah dilakukan.

Kita Yakin Allah Swt telah menyediakan imbalan yang lebih hebat tak sekedar kenaikan satu kali gaji pokok. Insya Allahsegala apa yang kita butuhkan ada didalamnya, uyaitu surga bagi umat-Nya yang profesional.

Kehormatan yang mendasar bagi guru adalah kejujuran. Kejujuran adalah profesionalitas guru yang hakiki, yaitu jujur mempersiapkan p-embelajaran, jujur melaksanakan pembelajaran, dan jujur melakukan penilaian.

Guru yang mengabaikan kejujuran dengan dalih membantu anak agar lulus ujian, dicampakkannya kejujuran atas nama loyalitas terhadap atasan atau menelantarkan kejujuran untuk alasan apapun, kepada siapapun, merupakan hilangnya kehormatan sebagai guru. Guru yang kehilangan kehormatan tak jauh beda dengan PELACUR SESUNGGUHNYA. Amat NISTA!

Jangan sampai keberhasilan yang disambut sorak sorai kemenangan semu sesaat dijadikan sebagai prestasi yang dibangga-banggakan karena anak-anak yang lulus mendapatkan nilai ujian yang di luar impiannya pun akan resah hatinya sepanjang hayatnya karena tahu bahwa keberhasilan yang diraih di luar batas kemampuan yang dimilkinya.

Tak sedikit anak-anak kita dan orang tua mereka masih meletakkan kejujuran sebagai fondasi perjalanan hidup dalam kehidupan. Karena anak-anak tersebut tidak dapat melepskan diri begitu saja setelah melalui proses yang amat sangat panjang dari mulai kanak-kanak hingga kini, telah terhunjam jauh di lubuk hati tonggak kejujuran dan kebenaran yang telah ditanamkan oleh orang tua atau guru mereka.

Dan mereka inilah yang pertama kali secara diam-diam melontarkan cibiran bahwa guru yang mereka hormati dan mereka banggakan telah melkukan pengkihianatan terhadap profesinya, menelanjangi kehormatan dirinya sendiri, dan masih juga tak punya hati mewariskan kebodohan sekaligus kemiskinan budi pekerti terhadap generasi-generasi berikutnya.

Melacur bagi PSK mungkin masih dap[at dipaksakan dalihnya mengapa ia melakukan hal itu, tapi bagi guru yang melacurkan kehormatan profesinya sulit mancari apa pun alasannya. Bila terus dilakukan maka sama artinya dia sedang giat menabung dosa sekaligus menebar dosa kepada ana-anak didiknya sepanjang hayat mereka. Alangkah banyaknya dosa-dosa itu. Berhentilah saat ini juga untuk tidak lagi membiasakan melacurkan diri! Jangan biarkan kekeliruan dan kesesatan menggayuti terus menerus. Hari ini tersadar, detik ini pula menata hati dan meluruskan niat menjadi guru dan pendidik yang baik didunia dan akhirat.

Mari kita rembeskan dalam relung hati yang terdalam, memaknai guru sebagai sosok panutan sepanjang masa. guru harus dapat di gugu ajarannya dan dapat di tiru perilakunya. Guru dapat digugu anjurannya dan pantas di tiru kejujurannya. Semoga Allah Swt selalu memberikan kemudahan kepada kita semua dalam menunaikan tugas yang mulia ini".

Itulah untaian kata yang saya baca, semoga tulisan ini juga bermanfaat bagi rekan-rekan guru lainnya !!

4 comments:

Mulyati said...

Mudah-mudahan kita bisa menjadi guru yang amanah tidak seperti judul tulisan yang Bapak kutip. Amin.

Euis Kurniawati said...

Wah, kagetnya saya waktu membaca judul postingan Pak Iwan. Judul yang sangat menarik. Tapi jangan lupa Pak, bahwa masih banyak guru yang mungkin terpaksa 'melacur' karena sistem pendidikan di Indonesia yang mengkondisikan guru-guru untuk jadi 'pelacur'. Saya yakin jumlah mereka, para guru yang masih berhati nurani, masih banyak. Mudah-mudahan kita termasuk di antaranya.

Achmad Agus S, S.Pd. said...

Ngeri ya.... Perhatian tuh untuk bapak-bapak yang suka jowal-jawil sama muritnya. Jangan sampai kebablasen....
Ibu guru ada tidak ya yang suka jowal-jawil sama muridnya ?
so. pasti.. saya yakin masih lebih banyak bapak ibu guru yang bisa jadi Contoh . tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt.

Iwan Sumantri said...

Terima kasih Bapak dan Ibu Guru atas tanggapannya, mari kita sama-sama untuk tetap menjaga jati diri kita, bahwa kita adalah sosok guru yang selalu : ing ngarso sung tuldo, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani