15 November, 2012

Mobil Sahabat Petualang

Mobil Sahabat Petualang
Oleh : Iwan Sumantri


Mobil? Siapa sih yang tak mengenal mobil di jaman  digital yang serba kompleks sekarang ini. Mobil (kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani autos (sendiri) dan Latin movére' (bergerak)) adalah kendaraan beroda empat atau lebih yang membawa mesin sendiri. Jenisnya  termasuk bus, vun dan truk.  

Di jaman digital sekarang ini, jika ingin berpergian beramai-ramai dengan teman maupun dengan keluarga, lebih nyaman jika menggunakan mobil. Kendaraan roda empat ini memang dapat menampung cukup banyak orang. Belakangan, perkembangan mobil kian cepat. Bukan hanya sebagai alat transportasi saja,  kini mobil pun sudah menjadi sahabat gaya hidup bagi semua kalangan masyarakat.

Sahabat umumnya diartikan teman sesama mahluk hidup. Tapi sekarang ini maknanya menjadi lebih luas, sahabat bisa dengan mahluk tak hidup. Misalnya mobil bisa di jadikan sahabat manusia di era kemajuan transportasi sekarang ini.

Petualang, sebuah kata yang bermakna  memberikan gambaran tentang sosok yang tangguh, gagah, pemberani ,  lengkap dengan ransel dipundak, topi, kemeja dan celana lapangan serta berbagai aksesories yang melekat dalam tubuh seseorang.


Keberadaan aksesories,  mulai dari kepala, badan  hingga kaki bersepatu jungle sehingga  menimbulkan keangkeran yang cenderung diapresiasi sebagai wibawa,  tentu aneh jika kita membayangkan seorang petualang mengenakan pakaian batik atau pakaian pesta (jas atau kebaya),  namun pemahaman tentang apa itu petualang tentu tidak kalah penting dibanding berbagai aksesories yang dikenakan. Sebagian orang mengatakan bahwa petualang adalah kata dasar dalam bahasa indonesia yang berasal dari gabungan kata 'patua' dan 'alang'. Patua artinya tetua atau orang yang dituakan atau orang bijak yang dapat dijadikan panutan. Sementara alang adalah padang, alam. Dengan demikian patualang dapat dikatakan seorang bijak yang selalu berkelana (berjalan) di alam bebas..

Petualang melakukan perjalanan bukan hanya untuk mencari hidup namun lebih penting untuk mencari makna kehidupan. Para petualang yang biasa berkelana dari satu tempat ke tempat yang sangat jauh dari kampung halamannya akhirnya disebut pengembara.  Mereka biasa tidak berdiam lama di suatu tempat,  mereka hidup biasanya dari berburu dan bertujuan.

Petualang dengan petualangannya merupakan sosok arif bijaksana yang memiliki kepekaan dan ketergantungan yang kuat dengan alam, ia terbiasa hidup bebas, menikmati alam sebagaimana adanya, mereka mencerna gemiericik air sungai, meramu gemerisik dedaunan dengan nafas, dengan embun, untuk mereka hirup sari patinya... agar mereka dapat tetap hidup dan melaksanakan tugas kehidupan mereka.

Saat ini, petualang seakan kehilangan makna, beribu Manusia menginjakkan kaki dilereng bahkan dipuncak-puncak gunung... beribu manusia memasuki hutan-hutan perawan... mereka menyatakan diri sebagai petualang... dengan berbagai emblem dan aksesories pendakian... namun apa yang mereka hasilkan...? tidak lain dari jejak sampah.. dan sayatan luka dikulit-kulit pohon... mereka minta untuk dikenang, padahal mereka tidak layak dikenang... karena alam butuh kemandirian.. alam butuh kebebasannya... air.. tanaman.. hutan.. hewan.. semua menantikan kembalinya para petualang... yang mengerti dan mampu memaknai arti kebebasan yang saling membutuhkan..
Karena para petualang.. alam masih memberikan kesejukan... karena petualang... air masih memberikan kejernihannya.. 

Bagaimana dengan Mobil Sahabat Petualang ? Inilah makna sebuah petualang di era modernisasi dan digital sekarang ini, DAIHATSU dengan Terios 7 Wonders adalah sebuah tim dari PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang melakukan petualangan menempuh perjalanan di kota-kota pulau Sumatra sejauh 3.657 kilometer selama kurang lebih empat belas hari. Petualangan dimulai 10 Oktober 2012.

Jelajah keindahan alam Indonesia dalam rentang eksplorasi pulau Sumatera hingga Sabang, terbalut dalam sebuah petualangan seru tim Jurnalis beserta Daihatsu.
Mengusung tema petualangan Terios 7-Wonders, 3 unit Daihatsu Terios Hi-Grade Type TX AT dan TX MT siap menjelajah alam Indonesia nan eksotis. Perjalanan ini adalah merupakan sebuah penggambaran brand Terios sebagai "Sahabat Petualang" sejati.

Pulau Sumatera yang menjadi target petualangan selain terkenal dengan keindahan alamnya juga terkenal sebagai penghasil kopi berkualitas, dan sejalan dengan tema perjalanan "Sumatera Coffee Paradise"

Selama perjalanan, tim Terios 7-Wonders akan mengunjungi 7 spot kopi yang terkenal di Sumatera. Dalam perjalanan SUV 7-Seater Terios, akan teruji ketangguhannya di medan yang menyuguhkan karakter jalan yang bervariasi. Namun berkat ground clereance yang tinggi disertai dengan performa mesin 3SZ-VE DOHC VVT-I 1.495cc, kenyamanan berkendarapun dapat diraih. Begitu pula dengan kenyamanan didalam kabin.Steering wheels with audio switch, menjadi salah satu fitur penunjang kenyamanan selama berkendaraan.

Mobil Sahabat Petualang? Ya, inilah Rekaman Jejak dan napak tilas TERIOS 7- Wonders selama 14 hari di Sumatera Coffee Paradise :

Rabu, 10 Oktober 2012 : Jejak awal Petualang Terios 7- Wonders

"Pelepasan Petualang 7-Wonder"
Tim petualang yang terdiri dari 10 orang ini akan melibas keindahan alam pulau Sumatera dengan tiga unit Daihatsu Terios TX-AT (2 unit) dan Terios MT (1 unit).
Dengan rentang perjalanan sejauh tidak kurang dari 3.300km, tim Terios 7-Wonders akan merangkum keindahan panorama pulau Sumatera hingga titik Nol Kilometer di Sabang, dalam rangkaian cerita yang akan menggambarkan adrenalin yang tercipta selama perjalanan, bagi Sahabat Daihatsu.

Misi utama dari perjalanan ini, semata ingin mengguggah mata dunia akan kekayaan alam Indonesia khususnya pulau Sumatera. Sepanjang rentang perjalanan mulai dari lampung hingga Sabang, terdapat tujuh spot produsen kopi yang akan menjadi bagian dari eksplorasi kekayaan alam dan budaya Indonesia selama perjalanan.


Setelah dilepas di VLC serta melakukan persiapan, tepat pada pukul 23.00 WIB tim bergegas menuju penyeberangan Merak-Bakauheni. Selama di ferry, tim memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Kondisi laut yang bersahabat membuat durasi penyeberangan ditempuh dalam waktu 3 jam.

"Petualangan Pembuka Terios 7-Wonder"
Kala fajar menyingsing Tim sampai di ujung pulau Sumatera. Kondisi jalan yang mulus merupakan sarana yang ideal untuk berakselerasi. Alhasil kecepatan maksimal 120 km/jam dapat diraih oleh Daihatsu Terios yang kami tunggangi. Sesampainya menjelang kota Lampung, lalu-lintas lumayan padat sehingga tim harus menurunkan kecepatan rata-rata hingga 40 km/jam.

Sesampainya di kota Lampung, sarapan merupakan hal yang mutlak dilakukan, mengingat rentang perjalanan tidak kurang dari 3000 km, baru dilakoni tim Terios 7-Wonders, 300 km. Dari kota Lampung tim bergerak menuju Liwa, Lampung Barat. Perjalanan menuju Liwa yang merupakan wilayah pegunungan ditempuh melalui kawasan Bukit Kemuning, dengan ragam jalan yang didominasi oleh tikungan pendek disertai oleh tanjakan terjal. Kondisi jalan inilah yang menuntut tim untuk pandai-pandai melakukan perpindahan transmisi. Beberapa kali shifter matik Terios AT berpindah dari D-3 ke 2. Sementara untuk yang manual dari 4 ke 3.

Sesampainya di kota Liwa tepat pukul 17.00 WIB yang berudara sejuk, tim masih harus menuju target pemberhentian selanjutnya ke Danau Ranau yang masih tersisa jarak sekitar 25 km dari kota Liwa. Sesampainya di tepian Danau Ranau yang sudah gelap gulita, kami disambut oleh hawa dingin yang menusuk. Setelah beristirahat melepas lelah, Kopi Luwak khas Liwa menjadi santapan pertama kami di pagi buta ditemani oleh semilir angin yang enggan pergi.

Inilah kenikmatan kekayaan kopi Indonesia yang pertama kali dikecap oleh tim. Secangkir kopi panas berikut kudapan pagi, merupakan penyemangat kami tim Terios 7-Wonders untuk melanjutkan petualangan selanjutnya, mengeksplorasi penangkaran Luwak serta menghirup aroma kopi dari perkebunan kopi yang terletak tidak jauh dari Danau Ranau.

Sabtu, 13 Oktober 2012 : Merangkul Keindahan dalam secangkir Kopi
"Keindahan Danau Ranau"
Menikmati suasana Danau Ranau di pagi hari sungguh menyegarkan, apalagi dengan di temani secangkir kopi panas yang beraroma khas ditemani sejuknya udara sekitar. Setelah melepas lelah dengan tidur panjang semalam, kami telah memulihkan tenaga untuk kembali beraktifitas.
Pasti sahabat petualang setuju perjalanan sejauh 509,4 km bukanlah jarak yang pendek. Sinar matahari pagi nyaris tak terlihat karena tertutup kabut, nun jauh di seberang wisma kami bermalam terlihat siluet Gunung Seminung.

Usai menikmati sarapan pagi di hotel kami bergegas menuju produsen kopi Luwak – Kopi yang cukup terkenal di seluruh dunia. Tak cuma karena rasanya yang nikmat tapi harganya pun lumayan mahal. Benar saja, sungguh nikmat, mengecap kopi ternama, langsung dari kebunya. Harga per kilo berkisar antara Rp 400 ribuan sampai jutaan. Sejujurnya kami penasaran mengapa bisa semahal itu? Kami akhirnya mendapatkan jawaban ketika mengunjungi tempat penghasil kopi Luwak yang lokasinya tak jauh dari danau Ranau.

Ditemani Hidayat atau kerap disapa Sangkut – pemilik kebun kopi seluas 5.000 hektar lebih, kami dijelaskan bagaimana ia mampu memproduksi kopi luwak. Ketika tim menyambangi rumahnya di tepi jalan utama Liwa – Ranau tenyata di belakangnya ia memiliki satu ruangan khusus yang berisi banyak kandang kecil. Kadang inilah tempat dimana Musang Luwak dipelihara. Namun saat ini hanya 5 saja yang ada isinya. Isinya adalah Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus).

Ada 2 jenis Musang yang dimiliki Sangkut yaitu Musang Bulan dengan ciri khas ujung ekornya berwarna putih (lebih agresif dan susah jinak) dengan bulu berwarna kecoklatan serta Musang Pandan yang bulunya berwarna kehitaman. Menurut Sangkut aroma wangi khas yang dikeluarkan Musang Pandan ternyata menghasilkan kopi yang lebih nikmat dari Musang Bulan. Kopi Musang Pandan memiliki penggemar yang lumayan banyak. 

Minggu, 14 Oktober 2012 : Secangkir Kopi Lambang Persahabatan

Sahabat Petualang, sesuai janji kami sebelumnya, kunjungan tim 7Wonders di Kabupaten Lahat sungguh punya makna tersendiri. Bagaimana tidak? Orang nomor satu di Lahat, H Saifudin Aswari Riva'i SE segera menemui tim 7Wonders begitu tahu kami sedang menyambangi Pasar Lama kota Lahat. Tak ada suasana formal. “Saya memang memang mengajak seluruh warga Lahat untuk lebih terbuka dan menerima dengan baik tamu dari luar. Image Lahat harus berubah menjadi kota yang aman dan bersahabat,” tegas Aswari demikian ia biasa disapa.

Di salah satu ujung gang di pinggir jalan kami sempatkan untuk ngobrol-ngobrol sembari menikmati kopi khas Lahat. “Lewat secangkir kopi ini, saya mewakili masyarakat Lahat menawarkan persahabatan yang tulus. Saya sangat bangga dan gembira Lahat jadi salah satu tujuan tim 7Wonders,” lanjut bupati yang hobi sekali melahap trek off-road penuh tantangan.


Menurutnya kota Lahat adalah kota tertua di Sumatera. Usia kota Lahat saat ni sudah mencapai 130 tahun. “Kota Lahat ini dirancang oleh Belanda ketika menjajah di Indonesia. Blue print kota Lahat berupa gambar skets sudah ditemukan lo,” tutur Aswari. Berbagai peninggalan Belanda pun bisa ditemukan di Lahat. Salah satunya adalah Sekolah Dasar Santo Yosef dan juga berbagai bangunan tua lainnya.
Budaya minum kopi sediri sudah berlangsung sejak dahulu. Di kabupaten Lahat banyak terdapat kebun kopi Hanya saja karena pemasarannya dikuasai tengkulak maka harga beli kopi dari petani kerap dipermainkan. Sehingga banyak yang mulai meninggalkan kebun kopi. Makanya perjalanan 7Wonders TeriosSumatera Coffee Paradise diharapkan bisa menggairahkan kembali para petani kopi di Lahat untuk mengolah kebun kopi yang lama ditinggalkan.

Obrolan panjang dalam suasana kehangatan ini ternyata masih dilanjutkan keesokan hari di rumah dinas. “Saya punya kejutan untuk tim 7Wonders Terios. Makanya besok saya tunggu di rumah ya,” bisik bupati Lahat. Wah, makin bikin penasaran saja!
Kejutan yang dijanjikan pun akhirnya terjawab! “Lihat mobil dinas saya yang pakai nomor BG 1 E. Saya juga pakai Daihatsu Terios lhoo… Hehehehe…,”bangga Aswari sembari menunjuk Dahatsu Terios yang dijadikan salah satu kendaraan dinasnya. 
Mantap!

Daihatsu Terios Melahap Tanjakan Terjal
Jarum jam menunjukkan pukul 12.40 WIB saat tim 7 Wonders keluar dari halaman hotel Grand Zuri. Jalanan menuju kota Pagaralam agak sedikit bergelombang. Sekitar 20 menit keluar dari kota Lahat jalanan mulai berkelok-kelok. Memasuki perbatasan kota Pagaralam, kelokan jalanannya disertai dengan tanjakan terjal.

Untuk mengatasi handycap ini, shifter matik Terios pun berpindah-pindah. Ketika tanjakan lumayan terjal agar akselerasi tetap terjaga posisi shifter bergeser ke L. Begitu sudah agak landai bergeser lagi ke 2 , D-3 dan juga D. Walaupun penuh dengan penumpang dan barang bawaan, ternyata ketiga terios yang terdiri dari 2 tipe matik dan 1 manual berhasil mengatasi tantangan jalanan ini. Asyik!

Letak pagaralam yang berada kurang lebih 1.000 m dpl di atas permukaan laut membuat udara lumayan sejuk. Di kanan kiri jalan selain teh dan kopi juga ada persawahan yang lumayan luas. Selain surganya kopi dan teh, karena kesuburan tanahnya pagaralam memang sebagai salah satu lumbung padi di Sumatera Selatan.


Tak terasa, kami sudah sampai di persimpangan jalan menuju kota PagarAlam, tapi kami putuskan untuk segera menuju lokasi penginapan di kaki gunung Dempo. Agak kaget juga karena tiba-tiba di jalan disetop beberapa anak kecil. Anak itu bilang,” satu mobil Rp 10 ribu Bang.” Wah…. Ternyata ada preman juga di sini. 

Anak-anak kecil ini sepertinya ada yang mengorgansir. Karena di dekat portal ala kadarnya ada beberapa orang dewasa yang duduk-duduk mengawasi. Ketika kami minta karcis tanda masuk dengan yakin anak kecil itu menunjukan segepok karcis yang ada tulisan Pemerintah Kota Pagaralam Retribusi Kawasan Wisata dan Olah Raga. Karcis itu tertera angka Rp 1.500. Hal yang bikin kami jengkel adalah uang Rp 30 ribu hanya diganti 5 lembar karcis yang total nilainya cuma Rp 7.500. 


Kami teringat kejadian yang sama ketika memasuki kawasan Wisata Danau Ranau – Liwa. Satu mobil dikenai Rp 20.000. Tapi bukti tanda masuk yang diberikan hanya 2 lembar karcis mobil senilai total Rp 10.000 dan juga 3 lembar karcis untuk pengunjung senilai total Rp 6.000. Jadi masih ada kelebihan uang Rp 60.000 – Rp 16.000 = Rp 44.000. 

Uang-uang tersebut menguap tak jelas kemana. Sungguh menyedihkan korupsi sudah sedemikian merasuknya di negeri ini. Kalau begini bagaimana dunia pariwisata Sumatera bisa maju? Menjengkelkan!!!

Usai check in di Villa dan Hotel Gunung Gare, karena hari masih sore (sekitar pukul 15.00 WIB), kami putuskan menikmati keindahan alam Pagaralam sembari berkeliling untuk mecari perkebunan kopi dan juga tempat pengolahannya. Karena menurut berbagai informasi yang diperoleh Pagaralam adalah daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera. 

Untuk menemukan kebun kopi di dekat lokasi menginap ternyata tidak sulit. Tapi untuk menemui tempat pengolahan biji kopi, baru bisa di dapatkan di salah satu toko souvenir khas Pagaralam di pusat kota. Sayang karena mesin gilingnya sedang rusak terpaksa proses penggilingan kopi dihentikan.

Senin, 15 Oktober 2012 : Atasi Jalur Sempit dan Berkelok-Kelok

Sahabat Petualang, usai santap siang di pinggir Sungai, tim 7Wonders langsung mengarahkan tujuan menuju Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi). Daerah hasil pemekaran Kabupaten Lahat ini memiliki ikon Biji Kopi. “Kopi adalah salah satu komoditas andalan kabupaten Empat Lawang,” bilang H. Budi Antoni Aljufri – Bupati Empat Lawang ketika mengobrol dengan tim 7Wonders beberapa waktu lalu, sebelum ia berangkat menunaikan ibadah haji 13 Oktober 2012.

Jalanan ketika keluar dari kota Pagaralam menuju Tebing Tinggi via desa Jarai – Pendopo sebenarnya cukup baik. Hanya saja tidak begitu lebar dan rutenya berkelok-kelok. Butuh kehati-hatian agar tak terjadi kecelakaan. Kondisi jalanan sendiri relatif sepi dengan pemandangan hutan di kanan dan kirinya. Karena kecepatan yang bisa diraih tak bisa terlalu kencang, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak tempuh kurang lebih 121,6 km sekitar 3 jam.

Sesuai pesan Budi Antoni sebelum berangkat ke Mekkah melalui BBM (black berry messenger), maka tim 7Wonders langsung menuju rumah dinas bupati Empat Lawang. “Mohon maaf tidak bisa menemani. Silahkan bermalam di Rumah Dinas - Puri Emass. Nanti ada staff yang menemani dan silahkan berkoordinasi,” begitu pesannya. Wah… mantap Pak Bupati dan terima kasih banyak sebelumnya. Dan semoga bisa menjalankan ibadah haji dengan khusyuk.


Sampai di Puri Emass sekitar pukul 15.30 WIB, dua orang staff bupati Empat Lawang Rudianto – Kepala Dinas Perkebunan dan Joko sudah menunggu. Sebenarnya David Aljufri - ketua DPRD Kabupaten Empat Lawang yang juga adik kandung Budi Antoni akan menemani namun usai mengantar sang kakak berangkat haji ke Palembang ada acara mendadak yang tak bisa ditinggal.

Tak jauh dari rumah dinas bupati, kami diajak bertemu Pak Anang Zairi – seorang pemilik pengolahan kopi. “Kopi di Empat Lawang ini berbeda lo. Ini merupakan hasil percampuran Arabica dan Robusta. Wujud aslinya Robusta tapi aromanya Arabica,” jelas Anang. Di rumah Anang, sistem pengolahan kopi sudah tertata dengan rapi. Dan tak hanya kopi saja tapi beberapa panganan ringan dari pisang, singkong juga diproduksi. Malah tak hanya itu madu hutan pun juga diproduksi di sini.

Selasa, 16 Oktober 2012 : Menari Bersama Terios

Sahabat Petualang - Aktivitas pagi di Kabupaten Empat Lawang kami mulai sejak pukul 6 Pagi. Terima kasih banyak buat Bupati Empat Lawang – Budi Antoni yang sudah mengijinkan rombongan 7 Wonders di Puri Emass. Sehingga kami tak perlu repot lagi mencari penginapan di kota kabupaten hari pemekaran ini. Karena tergolong baru maka mencari penginapan di daerah ini terpaksa tak banyak pilihan.

Pak Sara Rudianto – Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Empat Lawang kembali menyambangi kami di Puri Emass sekitar pukul 08.000 WIB. Rencananya ia akan menemani tim 7 Wonders untuk menguak lebih dalam lagi soal perkopian yang dimiliki oleh daerah ini.

Kabupaten yang satu-satunya memakai biji kopi sebagai maskot daerahnya ini memang mempunyai tanaman kopi yang lumayan produktif. Seperti yang diungkapkan oleh Anang hampir di semua tempat di daerah Empat Lawang memiliki kebun kopi yang hasilnya dapat diandalkan. Malah sebagian besar hasil panennya langsung mengalir keluar dari daerah Empat Lawang dan diberi cap atau diaku kopi daerah lain.

Ada yang hal unik yang kami temui selain biji kopi dijadikan maskot, ternyata seragam batik yang dipakai seluruh pegawai di pemerintahan setiap Kamis juga memakai motif biji kopi. “Kami juga sedang berusaha mewujudkan showroom khusus perkopian. Kopi yang dalam bahasa daerah Palembang disebut Kawo ini benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Rabu, 17 Oktober 2012 : Menikmati Kota Rafflesia

Sahabat Petualang, tak seperti perjalanan sebelumnya yang selalu berpindah penginapan, ketika sampai di Bengkulu tim 7Wonders memutuskan untuk beristarahat agak lama. Mengingat rute Bengkulu – Bukittinggi melalui Padang akan kami tempuh secara langsung. Selain itu kami juga akan mengunjungi acara CSR berupa penyerahan bantuan untuk Posyandu dan juga UKM.

Lima Posyandu yang menerima bantuan adalah Anak Bangsa, Mekar Sari, Damai, Flamboyan dan Candra. Sedangkan UMKM yang mendapat bantuan adalah Tiara, Ikan Pais “Ibu Jumi”, Jepara Maju, Keripik Ikan EZ dan Kopi Bubuk Mandela.

Acara CSR sendiri dipusatkan di main dealer Daihatsu jalan S Parman. Kegiatan CSR ini dihadiri pula oleh sejumlah pejabat Pemkot Bengkulu antara lain Walikota Bengkulu : Bp. H. Ahmad Kanedi, SH, Kepala Dinas UKM Kota Bengkulu: H. Sudarto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu: Drg. H. Mixon Syahbudin, Ketua Penggerak PKK: Ibu. H. Armelly. Sedangkan dari Daihatsu adalah Div Head Corporate IT: Akmal Kusumajaya dan CEO Tunas DHT : Bpk Zainudin.

Usai mengikuti acara CSR tim 7Wonders langsung bergerak untuk menikmati kuliner di Bengkulu dan juga obyek-obyek wisata sejarah yang ada di kota ini. Karena lapar menyerang kami putuskan santap siang di de Kabayan dengan menu masakan Sunda (soalnya sebagian tim sudah kangen dengan masakan Jawa. Perlu dicatat rumah makan yang paling mudah dijumpai sepanjang perjalanan ke Sumatera adalah masakan Padang). Jadi mesti siap obat penurun kolestrol buat yang punya kolesterol tinggi. Hehehehe…


Sayang sekali begitu selesai makan hujan lebat turun membasahi Bengkulu. Karena mendung dan basah maka sesi pengambilan gambar diputuskan menunggu hujan reda. Semua tim kembali ke hotel dan istirahat sembari menunggu hujan reda.

Pukul 16.00 WIB begitu hujan selesai dan sinar matahari menyeruak dari awan maka sesi pengambilan gambar segera dimulai. Sembari menikmati keindahan pantai Panjang yang letaknya persis di depan hotel kami, sebagian tim mengambil dokumentasi. Ternyata sinar matahari kurang bersahabat. Sinar terangnya hanya sebentar suasana langsung kembali mendung. Padahal masih ada beberapa obyek wisata sejarah yang akan disambangi.

Kamis, 18 Oktober 2012 : Uji Ketahanan


Sahabat Petualang - Etape dari Bengkulu menuju Bukittinggi melalui Muko-Muko Padang sudah kami prediksi bakal menguji fisik dan stamina. Baik anggota tim 7 Wonders maupun Tiga Daihatsu Terios yang dipakai. Rute ini sengaja kami pilih karena semenjak dari Jakarta hingga ke Bengkulu rute yang kami lewati lebih banyak melewati perbukitan. Saatnya menjajal jalanan di jalur pantai barat trans Sumatera.

Petualangan kami melalui rute pantai barat memang terasa berbeda. Kalau sebelumnya didominasi pegunungan dan hutan, kini lebih banyak menikmati pemandangan pantai. Selain cuaca panasnya lumayan menyengat berkisar 35 derajat Celcius, tikungan-tikungan yang ada juga lebih tajam. Sementara karakter tanjakan dan turunannya kurang lebih sama dengan jalur sebelumnya.

Mestinya jalur lintas barat juga relatif sepi bisa membuat perjalanan ini lebih cepat. Kami keluar dari hotel di Bengkulu sekitar pukul 7 pagi kurang. Kami harus bergegas karena tak ingin sampai di Bukittinggi terlalu malam. Ternyata kami baru bisa merapat di tugu Jam Gadang- Bukittinggi tepat pukul 12 malam. Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak sejauh 617 Km adalah 18 jam.

Perfoma 3 Terios yang kami bawa ternyata masih tetap mantap. Walaupun kami “siksa” untuk melahap rute yang dilalui, semua berhasil diatasi dengan sempurna. Semetara kondisi aggota tim 7 Wonders sendiri akibat perubahan suhu yang lumayan cepat berubah-ubah dan juga kurangnya istirahat membuat sebagian orang mulai teserang flu. Tapi sejauh ini semua masih tetap oke dan semangat.

Terjadinya gempa bumi beberapa waktu lalu membuat beberapa ruas jalan mengalami kerusakan bahkan ada yang longsor sehingga terpaksa dibuat jalu yang baru. Selain itu keadaan jalan juga tak begitu lebar membuat perjalanan sedikit terlambat. Apalagi beberapa truk besar dari perusahaan kelapa sawit maupun batu bara kerap berpapasan, sehingga kami harus mengemudikan Terios lebih berhati-hati. Supaya tidak bersenggolan ataupun juga kejeblos di lubang samping jalan yang lumayan dalam dan bisa bikin ban kepater.

Patut jadi catatan jika Anda ingin menikmati rute pantai barat Sumatera hal yang harus diperhatikan adalah minimnya jumlah POM Bensin. Sehingga rasanya perlu membawa jerigen cadangan bensin minimal 10 liter. Jangan pernah ambil resiko mengisi bensin hingga kondisi seperempat tangki. Siapa tahu POM Bensin tutup atau habis akan merepotkan. Kondisi jalanan yang lumayan ekstrem demi keamanan hindari perjalanan di malam hari.

Jumat, 19 Oktober 2012 : Desa Kopi Yang Hilang

Sahabat Petualang, usai beristirahat semalam petualangan bersama 3 Terios kami lanjutkan. Tujuan kami selanjutnya adalah mengeksplor kopi yang dihasilkan dari desa di Madailing Natal. Perjalanan dari lokasi kami menginap di dekat Danau Maninjau terpaksa agak siang baru dilakukan. Waktu tempuh Bengkulu – Bukittinggi selama 18 jam nonstop cukup menyedot energi sebagian anggota tim Terios 7Wonders.

Bahkan sebagian anggota tim sudah terkena gejala flu dan batuk. Penyebabnya apalagi kalau bukan kelelahan akibat perjalanan panjang. Dengan stamina terkuras dan kondisi tubuh menurun tentu memudahkan virus penyakit hinggap di tubuh manusia.

Keluar dari penginapan di sekitar Danau Maninjau, mestinya kami ingin mengabadikan keindahan alam di danau ini. Sayang kabut yang lumayan tebal dan banyak menutup pemandangan indah tersebut. Ya sudah enggak masalah! Masih banyak kok obyek wisata lainnya yang akan ditemui di sepanjang jalan nanti.

Perfoma 3 Terios yang kami bawa ternyata masih tetap mantap. Walaupun kami “siksa” untuk melahap rute yang dilalui, semua berhasil diatasi dengan sempurna. Semetara kondisi aggota tim 7 Wonders sendiri akibat perubahan suhu yang lumayan cepat berubah-ubah dan juga kurangnya istirahat membuat sebagian orang mulai teserang flu. Tapi sejauh ini semua masih tetap oke dan semangat.

Kota Bukittinggi yang juga disebut kota Seribu Ngarai memang punya keindahan alam yang memesona. Kami sempat berfoto di Ngarai Maninjau. Setelah itu perjalanan segera kami lanjutkan. Tujuan kami adalah melihat pengolahan dan perkebunan kopi rakyat di Mandailing (Mandheling) Natal. Sahabat kami Lelo Andhika Syahna sudah menunggu di daerah Pasaman bersama Daihatsu Taft pikapnya.

Begitu sampai di Pasaman Lelo segera menyambut tim 7Wonders dan langsung mengajak untuk bergerak menuju Desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud. “Di sana masih banyak kebun kopinya Bang. Umur kebun kopinya juga sudah puluhan tahun,” celotehnya. Jika menilik sejarah kopi Arabica pertama kali masuk Indonesia pada 1699 oleh Belanda dan ditanam di daerah Mandheling Natal.

Sabtu, 20 Oktober 2012 : Di Hadang Hujan Lebat

Sahabat Petualang - Selain rute Bengkulu – Bukittinggi, rute Mandailing Natal - Medan juga bakal menguras seluruh energi tim 7-Wonders. Dengan istirahat yang minim sementara jarak tempuhnya lumayan jauh sekitar 764 km serta kondisi jalanan yang tak bisa diprediksikan butuh konsentrasi dalam mengendalikan Terios.

Kami memulai perjalanan kami dari penginapan di Mandailing Natal tepat pukul 08.00 pagi. Cuaca yang cukup cerah membuat perjalanan kali ini terasa lebih menyenangkan. Apalagi sehari sebelumnya tanpa sengaja kami melalui pengalaman seru dan menyenangkan yaitu menikmati rute light off-road ketika mengeksplorasi kebun kopi di Desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud – Mandailing Natal.

Karena lumayan jauh jarak perjalanan hari ini, maka diputuskan tak banyak melakukan kegiatan. Tim 7Wonders fokus untuk segera sampai di Medan karena keesokan harinya akan ada aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Ternyata cuaca cerah tak berlangsung lama, menjelang sholat Jumat, mendung pun datang. Air deras dari langit segera tercurah.

Minggu, 21 Oktober 2012 sd Kamis, 25 Oktober 2012 : Akhir Petualangan News 7 Wonders Paling Seru


Demikian Mobil Sahabat Petualang Daihatsu Terios 7-Wonders melalukan petualangan yang benar-benar membanggakan semua pihak termasuk para konsumen dan pengguna Daihatsu Terios di Negeri tercinta ini !
Itulah memaknai Petualang yang sebenarnya, Bravo Daihatsu Terios 7-Wonders!
Galery Foto Lengkap Daihatsu Terios 7-Wonders bisa di lihat disini !



Sumber/ Referensi:
http://putra-lanang.blogspot.com/2009/12/menelusuri-makna-petualang.html
http://www.daihatsu.co.id/terios7wonders/
http://daihatsu.co.id
http://blogdetik.com

11 comments:

Unknown said...

Wah mantap petualangan Terios 7-Wonders perlu apresiasi dan suport kita semua ! Sukses buat semuanya!

Unknown said...

Wow...petualangan yang perlu di apresiasi dan dukungan kita semua serta suport yang mantap...sukses buat semuanya !

Krani Pratiwi said...

Petualangan yang menakjubkan dan perlu apresiasi semua penggila mobil Daihatsu !

Unknown said...

pembahasannya sangat komplit... :)

Iwan Sumantri said...

@Bu Yani : maksih Atas apresiasinya...setuju Terios 7 Wonders perlu di suport dan di apresiasi oleh kita semua yang peduli akan perjuangan yang membanggakan negeri ini !
@Mba Krani : Apresiasi tak perlu dari penggila mobil saja...tetapi kita selaku warga sebaiknya juga mengapresiasinya !
@ Mas a.i.r : Makasih atas suportnya...komplit petualangan Terios 7-Wonders yang sudah menjelajah Sumatera dan sekitarnya !

lagi said...

Wah serasa berpetualang aja membaca postingan om Iwan...
Semoga menjadi salah satu pemenang:-)

Iwan Sumantri said...

@lagi : Makasih sudah mau mampir di blog sederhana ini !...semoga saja bisa menang....Amin !

Agus Mulyadi said...

Edan, reviewnya panjang banget dan lengkap. Sukses

Iwan Sumantri said...

@Agus Mulyadi : Makasih atas apresiasinya...! Sukses buat kita semua !

BJGP-Rizal said...

selamat ya pak....

Unknown said...

saya mengucapkan banyak terimakasih kepada MBAH WITJAKSONO yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama MBAH WITJAKSONO dan dengan senang hati MBAH WITJAKSONO mau membantu saya..,ALHAMDULILLAH nomor yang dikasih semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungi jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi MBAH WITJAKSONO DI 0852_2223_1459. ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinga
selengkapnya klik=> http://togelsingapu.blogspot.com